Selasa, 06 Mei 2014

UJIAN MID SEMESTER PENGELOLAAN LABORATORIUM

1.    Jelaskan manajemen standar lab yang ideal!
Jawab :
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA / IPA       
            Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen terkandung di dalamnya pengelolaan terhadap suatu objek. Jadi, manajemen laboratorium berarti objek yang akan dimanajemen adalah laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri dari alat-alat dan bahan-bahan kimia, sarana / prasarana lab, dan proses pelaksanaan praktikum.
Fungsi manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Sejalan dengan perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen yang dikenal dengan POCCC, yaitu : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Commanding (perintah), Coordinating (pengkoordinasian), dan Controlling (pengawasan).
1.    Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen, perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin. Bateman dan Zeithami (1990 : 18) mengartikan perenca-naan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkah-langkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium kimia / IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium
            Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).
            Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / pemin-jaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label (Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
            Buku inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis folio yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam buku katalog alat pendidikan IPA, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat / bahan, merk / type, produsen (pabrik pembuatnya), asal / tahun, tahun penggunaan, jumlah, baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang baik atau rusak).
            Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia ketika diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat / bahan itu. Kartu ini dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang berbeda-beda untuk setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu jenis alat / bahan.
            Label sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat  / bahan (almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan maupun pengembalian alat / bahan.
            Kartu / formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh guru sebelum melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan yang diserahkan kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga laboran memiliki waktu yang cukup untuk mem-persiapkannya.
            Buku catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang rusak / hilang, percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab dan harus diisi oleh setiap guru yang melakukan praktikum di lab dan sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.
             Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan dasar untuk pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika ada anggaran yang direncanakan.
            Kartu reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan terjadi kerusakan dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang diganti / diperbaiki.
            Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-kolom jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah yang tersedia setiap tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui apakah suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa yang diterapkan. Sebagai contoh, jika alat / bahan yang tersedia tidak mencu-kupi untuk sejumlah kelompok yang telah dibuat, maka lebih baik dilakukan demonstrasi. Daftar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan anggaran belanja di waktu mendatang.
            Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu memantapkan pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Jangan sampai terjadi mata praktikum dengan materi yang diajarkan di kelas berbeda waktu terlalu jauh, karena itu berarti praktikum tidak efektif dalam membantu pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi sekolah yang memiliki banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi tumbukan antara kelas yang satu dengan yang lain. Penyusunan jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh penanggung jawab teknis laboratorium.  
            Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru kimia / IPA pada awal semester untuk menentukan kapan kegiatan praktikum akan dilakukan selama satu semester. Program ini berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan persiapan alat / bahan yang akan digunakan.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
            Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 : 32).
            Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

c. Alokasi Dana Laboratorium
            Bagi sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas / dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).
            Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar-mengajar. 

2.    Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorgani-sasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan kesela-matan laboratorium.
Orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator lab, penanggung jawab teknis lab, laboran, dan guru-guru mapel IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas Kepala Sekolah adalah memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan lab, menyediakan dana keperluan operasional lab. Dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum yang juga bekerja sama dengan koordinator lab dalam pelaksanaan kegiatan lab.
Tugas koordinator lab adalah mengkoordinasikan masing-masing guru mapel IPA segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab teknis lab bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran kegiatan lab, mengusulkan kepada Kepala Sekolah tentang pengadaan alat / bahan lab, dan bertang-gung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat-alat lab. Tugas laboran adalah mengerjakan administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum, dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta perlengkapannya sebelum  dan sesudah praktikum.
Adapun struktur organisasi laboratorium kimia / IPA di SMA / SMK dapat digambar-kan sebagai berikut :




a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium Setelah Pemeliharaan
            Penyimpanan alat / bahan kimia / IPA dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang sering dipakai, (2) alat / bahan dimana peserta didik diijinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat / bahan yang jarang dipakai, dan (4) alat / bahan yang berbaha-ya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
            Penyimpanan masing-masing alat / bahan tergantung pada keadaan dan susunan lab, serta fasilitas ruangan (termasuk luas sempitnya lab). Alat / bahan yang sering digunakan sebaiknya diletakkan di almari yang dapat dibuka dan diambil sendiri oleh peserta didik, sehingga efisien waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan keamanan dan kedisi-plinan peserta didik diragukan, maka jumlah yang tersedia dibatasi.
            Bahan-bahan kimia yang beracun, eksplosif (mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya ditempatkan terpisah dari bahan yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat yang tidak mudah dilihat peserta didik (di ruangan khusus dan hanya laboran yang tahu). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, jika ada peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Demikian juga dengan alat-alat lab, diletakkan sesuai jenis dan bahannya, seperti alat dari kaca, porselin, kayu, atau logam diletakkan secara terpisah. Hal ini untuk mempermudah jika akan digunakan, juga mempermudah inventarisasi ulang. Prinsip dari penyimpanan alat / bahan lab adalah alat / bahan tersebut dalam keadaan aman, mudah dicari dan diambil sewaktu-waktu dibutuhkan.
            Seringkali terjadi kerusakan alat-alat lab disebabkan salah menangani alat tersebut. Oleh karena itu sangat penting bagi guru sebelum praktikum diadakan dilakukan asistensi, yaitu kegiatan pengenalan mulai dari pengenalan alat / bahan yang akan digunakan dalam praktikum, baik fungsi dan cara penggunaannya, sampai pada mata praktikum yang akan diljalani untuk kurun waktu satu semester dengan penjelasan garis besarnya, serta bagaimana cara berpraktikum yang baik, tata tertib praktikum, dan format penyusunan laporan praktikum. Dengan demikian peserta didik memperoleh bekal yang cukup untuk bekerja di laboratorium.
            Hal penting lainnya adalah penanaman kesadaran pada diri peserta didik bahwa laboratorium adalah juga bagian dari sekolah yang membantu prestasi belajar mereka, sehingga mereka harus ikut merawat dan menjaga. Sebagai contoh, setiap kali selesai praktikum, mereka membersihkan alat dan meja praktikum seperti sebelum praktikum, termasuk lantai dan bak air. Agar semua peserta didik mengerti tanggung jawab menjaga kebersihan lab, maka dibuatkan jadwal piket, sehingga semua mendapat giliran.   
b. Disiplin di Laboratorium
            Dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi semua yang terlibat harus diterapkan, baik itu peserta didik, guru, laboran, maupun asisten (jika ada). Kebebasan memang diperlukan bagi peserta didik yang berpraktikum, namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium sangat banyak alat / bahan yang berbahaya jika diguna-kan tanpa disiplin sesuai aturan penggunaan alat / bahan yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat atau kelebihan pemakaian bahan mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang terjadi kesalahan pemakaian alat / bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan atau bahaya lainnya akan sangat fatal akibatnya.
            Berkaitan dengan disiplin di laboratorium, maka peserta didik sebelum beraktivitas (praktikum) di laboratorium perlu mengetahui tata tertib yang harus ditaati ketika bekerja di lab. Namun demikian, disiplin yang diterapkan di laboratorium hendaknya tidak terlalu kaku dalam beberapa hal yang tidak berbahaya, misalnya larangan berbicara ketika berpraktikum. Jika memang peserta didik ingin mendiskusikan dengan temannya karena ada hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori, maka perlu diberi kelonggaran agar mereka menemukan penyebab kegagalannya dengan segera.
Pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan secara halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan mengikuti praktikum maupun mengikuti pelajaran di sekolah (scorsing). Selain tata tertib untuk peserta didik, juga ada peraturan semacam tata tertib untuk guru. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik sebagian juga berlaku untuk guru, seperti larangan makan dan minum di lab, merokok. Tata tertib dan peraturan tersebut dibuat oleh koordinator lab beserta guru-guru mapel IPA.

3.    Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Kegiatan laboratorium kimia / IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar kimia / IPA. Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium kimia / IPA perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 : 13).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium kimia / IPA adalah :
a.    Setiap guru IPA pada awal semester / tahun pelajaran baru sebaiknya menyusun program semester / tahunan sesuai kegiatan lab yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan alat / bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu semester / tahunan dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis untuk ketiga mapel (Kimia, Fisika, Biologi) agar tidak terjadi tumbukan dalam pemakaian lab. Selain itu berguna untuk keperluan supervisi / pengawasan bagi Kepala Sekolah.
b.    Setiap akan melaksanakan praktikum, setiap guru sebaiknya mengisi format permintaan / peminjaman alat / bahan yang kemudian diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat / bahan yang dibutuhkan.
c.    Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya guru mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi.
d.    Alat / bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula.

Dalam kegiatan praktikum, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilakukan, baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, biasanya dilakukan melalui pre-test sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pre-test terutama dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap konsep yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pre-test tidak berisi pertanyaan teoretis, tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum. Sebagai contoh, pada praktikum laju reaksi, pre-test tidak bertanya tentang apa pengertian laju reaksi, tetapi pada substansi yang dipraktikumkan, misalnya ”Manakah yang akan bereaksi lebih cepat antara .... dengan ....”.
Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan guru dengan menggunakan lembar observasi khusus yang telah dipersiapkan guru yang berisi nilai-nilai atau sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan, dan teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya, sebagian besar guru tidak mempersiapkan lembar observasi ini, sehingga penilaian aspek afektif ini hanya ditinjau secara sepintas yang kemudian disimpulkan sebagai nilai afektif, baik dinyatakan sebagai kedisiplinan / ketelitian.
Penilaian aspek psikomotor adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan utama praktikum adalah melatih keterampilan dan mengukur penguasaan teknik peserta didik dalam menggunakan alat / bahan kimia / IPA ketika melaksanakan praktikum. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiap-kan sebelumnya oleh guru yang meliputi aspek-aspek penting yang harus dikuasai peserta didik dalam melaksanakan suatu mata praktikum. Dengan demikian, setiap mata praktikum akan memiliki tekanan aspek psikomotor yang berbeda. Sebagai contoh, untuk mata prakti-kum  ”Titrasi Asam Basa”, maka penilaian psikomotor berisi tentang bagaimana keterampilan peserta didik dalam mengambil sejumlah volum tertentu ke dalam erlenmeyer, menuang larutan ke dalam buret, memasang buret (rangkaian alat titrasi), dan melakukan titrasi (membuka kran buret dan menggoyang erlenmeyer).
Secara umum, dalam praktikum guru terutama menilai keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat / bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan pemilihan alat, pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan pengujian-nya, serta penyimpulan berdasarkan data yang diperoleh, dan ketelitian yang sangat menentukan keberhasilan praktikum yang berupa pembuktian kebenaran suatu konsep (Ratna Wilis Dahar, 1986 : 5.22).

4.    Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu : (1) penentuan ukuran / pedoman baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas, (3) perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan / perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan.  
Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik, yaitu :
1.    Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala Sekolah harus menfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan Kepala Sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.
2.    Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
3.    Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara bersama.
4.    Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran Kepala Sekolah akan dapat menumbuh-kan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas.
5.    Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang kompak.  

 

2.    Buatlah rubrik penilaian praktikum secara umum! Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik yang anda buat!
Jawab:
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES
PRAKTIKUM PENGAMATAN SISTEM KOLOID
Nama Siswa               :
Mata Pelajaran           : Kimia
Alokasi Waktu           : 2 X 45 menit
Kelas                          : XI
Tujuan Praktium        : Untuk mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan dan koloid  berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall, homogen heterogen, dan penyaringan).
No.
Aspek  Keterampilan yang diamati
Skor
Nilai
1
2
3
4
1
Siswa mengecek kesesuaian  alat dan bahan yang disiapkan dengan panduan percobaan
2
Siswa melakukan percobaan dengan prosedur yang benar
3
Siswa mencatat dan mengorganisasi data percobaan dengan tepat dan rapi
4
Siswa menganalisis data percobaan yang di peroleh dan membuat laporan sederhana hasil percobaan
Skor Total
Catatan :
Berikan tanda check list () di dalam kolom skor dengan ketentuan:
4 = sangat tepat           = Nilai 100
3 = tepat                      = Nilai 75
2 = tidak tepat             = Nilai 50
1 = sangat tidak tepat = Nilai 25
KRITERIA PENILAIAN KETRAMPILAN YANG DIAMATI
PADA PRAKTIKUM SISTEM KOLOID
No.
Aspek Ketrampilan yang di amati
Skor Penilaian
1
2
3
4
1
Mengecek kesesuaian  alat dan bahan yang disiapkan dengan panduan percobaan.
Menyiapkan 3 gelas kaca transparan.
Menyiapkan larutan garam, santan cair serta campuran minyak dan air.
Menyiapkan lampu senter serta saringan dan kertas saringan.
Menentukan ruangan gelap untuk percobaan.
2
Melakukan percobaan dengan prosedur yang benar.
Memasukkan masing-masing sampel kedalam gelas dengan volume yang sama.
Menempelkan label pada masing-masing gelas.
Menyorotkan lampu senter tepat di tengah-tengah gelas kaca.
Menyaring masing-masing larutan pada saringan yang telah di lapisi kertas saring.
3
Mencatat dan mengorganisasi data percobaan dengan tepat dan rapi.
Membuat catatan dan tabel pengamatan.
Mencatat data pengamatan tepat setelah penyorotan lampu senter.
Mengamati dan mencatat perubahan masing-masing sampel ketika di diamkan.
Mengamati dan mencatat ada atau tidaknya sisa endapan pada kertas saring setelah penyaringan sampel.
4
Menganalisis data percobaan yang di peroleh dan membuat laporan sederhana hasil percobaan.
Membuat Kesimpulan hanya sebatas data pengamatan.
Membuat kesimpulan pengamatan perbedaan sampel pada saat sebelum penyaringan.
Membuat kesimpulan perbedaan sampel pada saat sebelum penyaringan hingga setelah penyaringan.
Membuat kesimpulan bagaimana perbedaan sampel secara lengkap dan sistematis mulai dari sebelum penyaringan hingga setelah penyaringan

3.    Buatlah desain lab yang inovatif utk pembelajaran pada jenjang sekolah menengah atas!
Jawab : 
keterangan
1.        Meja kerja
2.          Meja alat dan bahan
3.         Meja demonstrasi
4.          Lemari asam
5.          Meja demonstrasi
6.          Meja administrasi/meja guru
7.          Model atau alat peraga
8.          Fume hood
9.          Meja laboran
10.        Meja komputer
11.          Meja
12.         Meja
a.            Lemari mikroskop dan alat optik
b.             Lemari alat-alat dari kaca
c.              Lemari zat kimia
d.               Lemari bahan segar
e.                 Lemari buku
f.                 Kotak p3k
kursi
 kursi
 sampah kering
 sampah basah
  wastafel

 wastafel 


4.    Buatlah rubrik penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum!


KRITERIA
KURANG (1)
CUKUP (2)
BAIK(3)
SANGAT BAIK(4)
Pengertian perubahan fisika dan kimia
Siswa tidak dapat menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia.
Siswa dapat menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia tetapi tidak lengkap.
Siswa menjawab dengan lengkap sesuai dengan yang ada dibuku.
Siswa menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia dengan tepat dan menggunakan bahasanya sendiri.
Penggunaan bahasa dan kejelasan makna
Siswa kurang dapat menggunakan bahasa yang baik.
Siswa menggunakan bahasa yang baik tetapi makna yang disampaikan kurang jelas.
Bahasa yang digunakan baik dan makna yang disampaikan jelas tetapi kurang lengkap.
Bahasa yang digunakan baik, maknanya jelas dan lengkap.
Ciri - ciri perubahan fisika dan kimia
Siswa hanya menjawab satu ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
Siswa menjawab dua ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
Siswa menjawab lebih dari dua ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
Siswa menjawab ciri-ciri perubahan fisika dan kimia dengan disertai contoh
Pemahaman siswa terhadap materi (perubahan fisika dan perubahan kimia)
Pemahaman siswa terhadap materi dalam tingkatan mengingat yang ada dibuku.
Pemahaman siswa cukup baik terhadap materi dengan siswa memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman materi baik dan siswa mampu membedakan perubahan fisika dan kimia dilihat dari beberapa aspek.
Pemahaman materi sangat baik dan siswa mampu menganalisis masalah yang berhubungan dengan perubahan fisika dan kimia.
Keterampilan praktikum
Siswa mengetahui nama alat tetapi tidak dapat  menggunakan alat praktikum.
Siswa mengetahui dan dapat menggunakan alat praktikum tetapi kurang tepat.
Siswa dapat menggunakan alat praktikum dengan baik dan tepat, tetapi tidak mengembalikan ketempat semula setelah praktikum.
Siswa dapat menggunakan dengan tepat dan dapat mengembalikan ketempat semula dengan kondisi yang baik setelah praktikum.
Analisa hasil praktikum
Siswa tidak dapat menganalisa data hasil praktikum.
Siswa dapat menganalisa hasil praktikum tetapi kurang tepat.
Siswa tepat menganalisa data hasil praktikum dan mangkaitkan dengan teori tetapi kurang lengkap.
Siswa tepat menganalisa hasil praktikum dengan mengkaitkan dengan teori yang lengkap.
Bukti hasil praktikum dievaluasi secara efektif
Bukti hasil praktikum tidak dievaluasi.
. Tidak semua hasil praktikum dievaluasi secara efektif.
Sebagian hasil praktikum dievaluasi secara efektif.
Setiap hasil praktikum selalu dievaluasi secara efektif.
Kesimpulan
Kesimpulan yang   diambil kurang relevan terhadap hasil praktikum dan tidak mengarah pada  tujuan praktikum.
Kesimpulan yang diambil sesuai hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum.
Kesimpulan sesuai   dan mengarah pada tujuan praktikum tetapi bahasa yang digunakan terlalu panjang.
Kesimpulan sesuai dan mengarah pada tujuan praktikum serta bahasa yang digunakan singkat, padat dan jelas.
Keefektifan  kelompok dalam diskusi kelas
Hanya satu orang   yang aktif dalam suatu kelompok yang lain pasif
Beberapa orang yang aktif dalam suatu kelompok yang lain pasif.
Semua anggota aktif dalam diskusi tetapi kuarang memberikan argument yang tepat.
Semua aktif dan memberikan argument yang tepat serta dapat menyimpulkan hasil diskusi.

Rubrik laporan percobaan


No
Aspek
Skor
Keterangan
1
Judul percobaan
0
1

2
Judul percobaan tidak ditulis.
Judul percobaan ditulis tetapi tidak tepat/sesuai dengan tema praktikum.
Judul percobaan ditulis dan tepat.
2
Tujuan percobaan
2
2
Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.
Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD (audience, behaviour, condition, and degree)
3
Rumusan masalah
0
2


5
Rumusan masalah tidak ditulis.
Rumusan masalah ditulis tetapi tidak mengarah pada hubungan variabel manipulasi dan respon.
Rumusan masalah ditulis dan mengarah pada hubungan variabel manipulasi dan respon.
4
Dasar teori
5

10

15
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan meteri praktikum asam-basa.
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan meteri praktikum.
Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan meteri praktikum.
5
Alat dan bahan
2

5
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan jumlah.
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan jumlah dan ukuran.
6
Prosedur kerja
1

2

5
10
Ditulis seperti petunjuk pada praktikum (menggunakan kata perintah).
Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata perintah).
Ditulis lengkap tanpa alur kerja.
Ditulis lengkap beserta alur kerja.
7
Data pengamatan
5

7
Data yang ditulis hanya kondisi sesudah perlakuan (setelah diberi indikator  alami).
Data yang ditulis mencakup kondisi sebelum dan sesudah perlakuan.
8
Diskusi dan pembahasan
10

20

25
Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan dasar teori.
Mengubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori namun tidak lengkap.
Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori dan dilengkapi dengan bagan serta paragraf yang mengarah pada simpulan.
9
Simpulan
5


10
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum.
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah pada tujuan praktikum.
10
Daftar pustaka
2
3


5
Tidak semua sumber pustaka ditulis.
Semua sumber pustaka ditulis namun ada satu atau lebih sumber pustaka yang tata tulisannya kurang benar.
Semua sumber pustaka ditulis dan susunannya benar.
11
Jawaban petanyaan
5
Semua pertanyaan yang ada dijawab dengan benar.
12
Laporan sementara
0
5
Laporan sementara tidak dilampirkan.
Laporan sementara dilampirkan.
13
lampiran
0

3
Lampiran foto praktikum (sebelum dan sesudah praktikum) tidak dilampirkan.
Lampiran foto praktikum dilampirkan.
14
Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
0

1
3
5
Laporan menyerahkannya lebih dari satu minggu terlambat
Sampai satu minggu terlambat
Sampai dengan dua hari terlambat
Menyerahkan laopran tepat waktu


5.   Mengapa pentingnya manajemen lab dalam kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci : produktif, inovatif dan kreatif)
Jawab :
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menggunakan sistem pembelajaran tematik yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dengan lebih mengutamakan Sikap, kemampuan / keterampilan dan pengetahuan,serta berbagai konsep dasar yang berkaitan.Dimana Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik mempelajari konsep dasar yang lebih terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Manajemen laboratorium penting didalam kurikulum karena pada hakekatnya kurikulum menekankan metode imiah. Dimana metode ilmiah memiliki tahapan-tahapan ilmiah yaitu mengamati, menalar,mengelompokkan, mencatat, menghitung, menganalisis, membanding-bandingkan, mengukur, melakukan, menarik kesimpulan dan mendiskusikan dan memecahkan masalah-masalah yang bias diselesaikan.


6.  Jelaskan perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang SD dan SMP??

Jawab:
Perbedaan yang paling mendasar pada lab SD dan SMP adalah pada ruangannya. Dimana ruangan lab pada sd itu lebih kecil daripada smp. dan tata letak yang lebih sederhana dibandingkan smp. pada lab sd itu meja praktikan semuanya mengarah pada pada demonstran atau meja untuk praktikan dibuat mengelilingi demonstran. Karena siswa sd saat melakukan praktikum belum diharapkan melakukan percobaan praktikum secara langsung. Karena siswa dikhawatirkan belum bisa atau belum mengenal bahan-bahan yang berbahaya. siswa disini hanya memperhatikan demonstran melakukan percobaan. Jika siswa melakukan praktikum maka alat-alat dan bahan yang digunakan adalah model tiruan yang mirip pada alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
pada smp tata letak ruangan yang hampir sama dengan sma. pada saat melakukan praktikum siswa smp diharapkan pertama adalah memperhatikan demonstran melakukan demonstrasi. Setelah itu praktikan bisa melakukan praktikum secara langsung dengan bahan dan alat-alat yang asli tetapi bahan yang tidak berbahaya dan tetap harus diperhatikan oleh guru yang bersangkutan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar