1. Jelaskan manajemen standar
lab yang ideal!
Jawab :
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA / IPA
Manajemen adalah kemampuan dan
keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain
maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga
diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam manajemen terkandung di dalamnya pengelolaan terhadap
suatu objek. Jadi, manajemen laboratorium berarti objek yang akan dimanajemen
adalah laboratorium tersebut yang secara rinci terdiri dari alat-alat dan
bahan-bahan kimia, sarana / prasarana lab, dan proses pelaksanaan praktikum.
Fungsi
manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan
memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Sejalan
dengan perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen
yang dikenal dengan POCCC, yaitu : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Commanding (perintah), Coordinating (pengkoordinasian), dan Controlling (pengawasan).
1. Perencanaan (Planning)
Dalam
manajemen, perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena
perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang
diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut seefisien dan seefektif mungkin. Bateman dan Zeithami (1990 : 18)
mengartikan perenca-naan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan
yang akan dicapai di masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang
akan diambil untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Dalam
setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling
berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin
dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan
pengerahan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu
seri dari langkah-langkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan
laboratorium kimia / IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan
bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan
dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu
direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat-alat
dan bahan-bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis
alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah
pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis
(Depdikbud, 1979 : 41).
Untuk keperluan pencatatan alat dan
bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi
buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / pemin-jaman alat / bahan, buku
catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label
(Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat
administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal
kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
Buku
inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis folio yang
diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam buku katalog alat
pendidikan IPA, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat / bahan, merk
/ type, produsen (pabrik pembuatnya), asal / tahun, tahun penggunaan, jumlah,
baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang baik atau rusak).
Kartu
stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia ketika
diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat / bahan itu. Kartu ini
dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang berbeda-beda untuk
setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu jenis alat / bahan.
Label
sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat / bahan (almari, laci, rak). Adanya label
mempercepat pengambilan maupun pengembalian alat / bahan.
Kartu
/ formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh guru sebelum
melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan yang diserahkan kepada
laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga laboran memiliki waktu yang
cukup untuk mem-persiapkannya.
Buku
catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama
berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang rusak / hilang,
percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut
penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab dan harus diisi oleh setiap guru
yang melakukan praktikum di lab dan sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.
Kartu
alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang rusak,
juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan dasar untuk
pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika ada
anggaran yang direncanakan.
Kartu
reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan alat yang
direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan terjadi kerusakan dan kapan
direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang diganti / diperbaiki.
Daftar
alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-kolom jumlah
alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah yang tersedia setiap
tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui apakah suatu LKS dapat dilaksanakan
/ tidak dan metode apa yang diterapkan. Sebagai contoh, jika alat / bahan yang
tersedia tidak mencu-kupi untuk sejumlah kelompok yang telah dibuat, maka lebih
baik dilakukan demonstrasi. Daftar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan anggaran belanja di waktu mendatang.
Jadwal
kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelajaran di
kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu memantapkan pemahaman
konsep yang diajarkan di kelas. Jangan sampai terjadi mata praktikum dengan
materi yang diajarkan di kelas berbeda waktu terlalu jauh, karena itu berarti
praktikum tidak efektif dalam membantu pemahaman konsep yang diajarkan di
kelas. Bagi sekolah yang memiliki banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat
sedemikian rupa agar tidak terjadi tumbukan antara kelas yang satu dengan yang
lain. Penyusunan jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh penanggung jawab
teknis laboratorium.
Program
semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru kimia / IPA pada
awal semester untuk menentukan kapan kegiatan praktikum akan dilakukan selama
satu semester. Program ini berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan
persiapan alat / bahan yang akan digunakan.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
Untuk melengkapi atau mengganti alat
/ bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan
pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan :
(1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli
(dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur
pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian
(biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 : 32).
Prosedur pengadaan dimulai dengan
penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan
masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum
pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana
alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan
kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga
akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan
alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
c.
Alokasi Dana Laboratorium
Bagi
sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari
Pemerintah yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan
fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta
didik maupun sumbangan masyarakat luas / dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).
Dana
laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas)
yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang
disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan
penunjang proses belajar-mengajar.
2. Pengorganisasian
(Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu
sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium
untuk mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium
berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk
melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorgani-sasian
laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan
laboratorium, pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan
kesela-matan laboratorium.
Orang-orang
yang terlibat langsung dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Urusan Kurikulum, koordinator lab, penanggung jawab teknis lab, laboran,
dan guru-guru mapel IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas Kepala Sekolah adalah
memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf
yang terlibat dalam pengelolaan lab, menyediakan dana keperluan operasional
lab. Dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan
Kurikulum yang juga bekerja sama dengan koordinator lab dalam pelaksanaan
kegiatan lab.
Tugas
koordinator lab adalah mengkoordinasikan masing-masing guru mapel IPA segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada
penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab
teknis lab bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran
kegiatan lab, mengusulkan kepada Kepala Sekolah tentang pengadaan alat / bahan
lab, dan bertang-gung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan
perbaikan alat-alat lab. Tugas laboran adalah mengerjakan administrasi lab,
mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum, dan bertanggung
jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta perlengkapannya
sebelum dan sesudah praktikum.
Adapun
struktur organisasi laboratorium kimia / IPA di SMA / SMK dapat digambar-kan
sebagai berikut :
a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium Setelah
Pemeliharaan
Penyimpanan alat / bahan kimia / IPA
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang
sering dipakai, (2) alat / bahan dimana peserta didik diijinkan untuk mengambil
sendiri, seperti beaker glass, gelas
ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat / bahan yang jarang
dipakai, dan (4) alat / bahan yang berbaha-ya, seperti alat yang peka, mahal,
dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
Penyimpanan
masing-masing alat / bahan tergantung pada keadaan dan susunan lab, serta
fasilitas ruangan (termasuk luas sempitnya lab). Alat / bahan yang sering
digunakan sebaiknya diletakkan di almari yang dapat dibuka dan diambil sendiri
oleh peserta didik, sehingga efisien waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan
keamanan dan kedisi-plinan peserta didik diragukan, maka jumlah yang tersedia
dibatasi.
Bahan-bahan kimia yang beracun,
eksplosif (mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya ditempatkan terpisah
dari bahan yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat yang tidak mudah
dilihat peserta didik (di ruangan khusus dan hanya laboran yang tahu). Hal ini
untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, jika ada peserta
didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Demikian juga dengan alat-alat
lab, diletakkan sesuai jenis dan bahannya, seperti alat dari kaca, porselin,
kayu, atau logam diletakkan secara terpisah. Hal ini untuk mempermudah jika
akan digunakan, juga mempermudah inventarisasi ulang. Prinsip dari penyimpanan
alat / bahan lab adalah alat / bahan tersebut dalam keadaan aman, mudah dicari
dan diambil sewaktu-waktu dibutuhkan.
Seringkali terjadi kerusakan
alat-alat lab disebabkan salah menangani alat tersebut. Oleh karena itu sangat
penting bagi guru sebelum praktikum diadakan dilakukan asistensi, yaitu
kegiatan pengenalan mulai dari pengenalan alat / bahan yang akan digunakan
dalam praktikum, baik fungsi dan cara penggunaannya, sampai pada mata praktikum
yang akan diljalani untuk kurun waktu satu semester dengan penjelasan garis
besarnya, serta bagaimana cara berpraktikum yang baik, tata tertib praktikum,
dan format penyusunan laporan praktikum. Dengan demikian peserta didik
memperoleh bekal yang cukup untuk bekerja di laboratorium.
Hal penting lainnya adalah penanaman
kesadaran pada diri peserta didik bahwa laboratorium adalah juga bagian dari
sekolah yang membantu prestasi belajar mereka, sehingga mereka harus ikut
merawat dan menjaga. Sebagai contoh, setiap kali selesai praktikum, mereka
membersihkan alat dan meja praktikum seperti sebelum praktikum, termasuk lantai
dan bak air. Agar semua peserta didik mengerti tanggung jawab menjaga
kebersihan lab, maka dibuatkan jadwal piket, sehingga semua mendapat giliran.
b. Disiplin di Laboratorium
Dalam rangka menjaga keamanan dan
keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi semua yang
terlibat harus diterapkan, baik itu peserta didik, guru, laboran, maupun
asisten (jika ada). Kebebasan memang diperlukan bagi peserta didik yang
berpraktikum, namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal
ini disebabkan di dalam laboratorium sangat banyak alat / bahan yang berbahaya
jika diguna-kan tanpa disiplin sesuai aturan penggunaan alat / bahan yang
bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat atau kelebihan pemakaian bahan mungkin
masih dapat ditoleransi, namun jika yang terjadi kesalahan pemakaian alat /
bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan atau bahaya lainnya akan sangat
fatal akibatnya.
Berkaitan dengan disiplin di
laboratorium, maka peserta didik sebelum beraktivitas (praktikum) di
laboratorium perlu mengetahui tata tertib yang harus ditaati ketika bekerja di
lab. Namun demikian, disiplin yang diterapkan di laboratorium hendaknya tidak
terlalu kaku dalam beberapa hal yang tidak berbahaya, misalnya larangan
berbicara ketika berpraktikum. Jika memang peserta didik ingin mendiskusikan
dengan temannya karena ada hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori, maka
perlu diberi kelonggaran agar mereka menemukan penyebab kegagalannya dengan
segera.
Pelanggaran
terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan
secara halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan mengikuti praktikum
maupun mengikuti pelajaran di sekolah (scorsing).
Selain tata tertib untuk peserta didik, juga ada peraturan semacam tata tertib
untuk guru. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik sebagian juga berlaku
untuk guru, seperti larangan makan dan minum di lab, merokok. Tata tertib dan
peraturan tersebut dibuat oleh koordinator lab beserta guru-guru mapel IPA.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa
pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan
pernah menjadi kenyataan.
Kegiatan
laboratorium kimia / IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan
pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar kimia / IPA.
Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium kimia / IPA perlu perencanaan secara
sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 :
13).
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium kimia / IPA adalah :
a.
Setiap guru IPA pada awal semester / tahun pelajaran baru
sebaiknya menyusun program semester / tahunan sesuai kegiatan lab yang
ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi
kebutuhan alat / bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu
semester / tahunan dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis untuk
ketiga mapel (Kimia, Fisika, Biologi) agar tidak terjadi tumbukan dalam
pemakaian lab. Selain itu berguna untuk keperluan supervisi / pengawasan bagi
Kepala Sekolah.
b.
Setiap akan melaksanakan praktikum, setiap guru sebaiknya
mengisi format permintaan / peminjaman alat / bahan yang kemudian diserahkan
kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan, sehingga laboran secara
dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat / bahan yang
dibutuhkan.
c.
Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya guru mengisi buku
harian untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk
keperluan supervisi.
d.
Alat / bahan yang telah selesai digunakan segera
dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula.
Dalam
kegiatan praktikum, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus
dilakukan, baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek
kognitif, biasanya dilakukan melalui pre-test sebelum praktikum diadakan, bisa
dilakukan secara lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pre-test
terutama dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap
konsep yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pre-test tidak berisi pertanyaan
teoretis, tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Sebagai contoh, pada praktikum laju reaksi, pre-test tidak bertanya tentang apa
pengertian laju reaksi, tetapi pada substansi yang dipraktikumkan, misalnya ”Manakah
yang akan bereaksi lebih cepat antara .... dengan ....”.
Penilaian
dari aspek afektif dapat dilakukan guru dengan menggunakan lembar observasi
khusus yang telah dipersiapkan guru yang berisi nilai-nilai atau sikap yang
harus dimiliki oleh seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data
percobaan, kebersihan, dan teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya, sebagian
besar guru tidak mempersiapkan lembar observasi ini, sehingga penilaian aspek
afektif ini hanya ditinjau secara sepintas yang kemudian disimpulkan sebagai
nilai afektif, baik dinyatakan sebagai kedisiplinan / ketelitian.
Penilaian
aspek psikomotor adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena salah satu
tujuan utama praktikum adalah melatih keterampilan dan mengukur penguasaan
teknik peserta didik dalam menggunakan alat / bahan kimia / IPA ketika
melaksanakan praktikum. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiap-kan sebelumnya oleh guru yang meliputi
aspek-aspek penting yang harus dikuasai peserta didik dalam melaksanakan suatu
mata praktikum. Dengan demikian, setiap mata praktikum akan memiliki tekanan
aspek psikomotor yang berbeda. Sebagai contoh, untuk mata prakti-kum ”Titrasi Asam Basa”, maka penilaian psikomotor
berisi tentang bagaimana keterampilan peserta didik dalam mengambil sejumlah
volum tertentu ke dalam erlenmeyer, menuang larutan ke dalam buret, memasang
buret (rangkaian alat titrasi), dan melakukan titrasi (membuka kran buret dan
menggoyang erlenmeyer).
Secara
umum, dalam praktikum guru terutama menilai keterampilan peserta didik dalam
menggunakan alat / bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan pemilihan alat,
pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan
pengujian-nya, serta penyimpulan berdasarkan data yang diperoleh, dan
ketelitian yang sangat menentukan keberhasilan praktikum yang berupa pembuktian
kebenaran suatu konsep (Ratna Wilis Dahar, 1986 : 5.22).
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan
atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan,
yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi
sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Proses
pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu : (1) penentuan ukuran /
pedoman baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari
hasil pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap tugas yang sudah atau
yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis, atau pertemuan
langsung dengan petugas, (3) perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan
ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan /
perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Ada
beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen
laboratorium menjadi baik, yaitu :
1.
Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi
kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala Sekolah harus menfokuskan
perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar
mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan Kepala Sekolah sendiri dan
tidak di depan orang lain.
2.
Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung,
artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan
Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan
diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
3.
Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang
bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut
dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk
diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara
bersama.
4.
Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala, artinya
tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran
Kepala Sekolah akan dapat menumbuh-kan dukungan moral bagi guru yang sedang
mengerjakan tugas.
5.
Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar
guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga
dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan menumbuhkan
hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang kompak.
2. Buatlah rubrik penilaian
praktikum secara umum! Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak
berdasarkan rubrik yang anda buat!
Jawab:
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES
PRAKTIKUM PENGAMATAN SISTEM KOLOID
Nama Siswa :
Mata Pelajaran : Kimia
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Kelas : XI
Tujuan Praktium : Untuk
mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan
(efek Tyndall, homogen heterogen, dan penyaringan).
No.
|
Aspek
Keterampilan yang diamati
|
Skor
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa
mengecek kesesuaian
alat dan bahan yang disiapkan dengan panduan percobaan
|
|
|
|
|
|
2
|
Siswa
melakukan percobaan dengan prosedur yang benar
|
|
|
|
|
|
3
|
Siswa
mencatat dan mengorganisasi data percobaan dengan
tepat dan rapi
|
|
|
|
|
|
4
|
Siswa
menganalisis data percobaan yang di peroleh dan
membuat laporan sederhana hasil percobaan
|
|
|
|
|
|
|
Skor Total
|
|
|
|
|
|
Catatan :
Berikan tanda check list (√) di dalam kolom skor dengan ketentuan:
4 = sangat tepat = Nilai 100
3 = tepat = Nilai 75
2 = tidak tepat = Nilai 50
1 = sangat tidak tepat = Nilai 25
KRITERIA PENILAIAN
KETRAMPILAN YANG DIAMATI
PADA PRAKTIKUM SISTEM KOLOID
No.
|
Aspek Ketrampilan yang di amati
|
Skor Penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Mengecek kesesuaian alat dan
bahan yang disiapkan dengan panduan percobaan.
|
Menyiapkan
3 gelas kaca transparan.
|
Menyiapkan
larutan garam, santan cair serta campuran minyak dan air.
|
Menyiapkan
lampu senter serta saringan dan kertas saringan.
|
Menentukan
ruangan gelap untuk percobaan.
|
2
|
Melakukan percobaan dengan prosedur
yang benar.
|
Memasukkan
masing-masing sampel kedalam gelas dengan volume yang sama.
|
Menempelkan
label pada masing-masing gelas.
|
Menyorotkan
lampu senter tepat di tengah-tengah gelas kaca.
|
Menyaring
masing-masing larutan pada saringan yang telah di lapisi kertas saring.
|
3
|
Mencatat dan mengorganisasi data percobaan dengan tepat
dan rapi.
|
Membuat
catatan dan tabel pengamatan.
|
Mencatat
data pengamatan tepat setelah penyorotan lampu senter.
|
Mengamati
dan mencatat perubahan masing-masing sampel ketika di diamkan.
|
Mengamati
dan mencatat ada atau tidaknya sisa endapan pada kertas saring setelah
penyaringan sampel.
|
4
|
Menganalisis data percobaan yang di peroleh dan membuat laporan sederhana hasil
percobaan.
|
Membuat
Kesimpulan hanya sebatas data pengamatan.
|
Membuat
kesimpulan pengamatan perbedaan sampel pada saat sebelum penyaringan.
|
Membuat
kesimpulan perbedaan sampel pada saat sebelum penyaringan hingga setelah penyaringan.
|
Membuat
kesimpulan bagaimana perbedaan sampel secara lengkap dan sistematis mulai
dari sebelum penyaringan hingga setelah penyaringan
|
3. Buatlah desain lab yang
inovatif utk pembelajaran pada jenjang sekolah menengah atas!
Jawab :
keterangan
1.
Meja kerja
2.
Meja alat dan bahan
3.
Meja demonstrasi
4.
Lemari asam
5.
Meja demonstrasi
6.
Meja administrasi/meja guru
7.
Model atau alat peraga
8.
Fume hood
9.
Meja laboran
10.
Meja komputer
11.
Meja
12.
Meja
a.
Lemari mikroskop dan alat optik
b.
Lemari alat-alat dari kaca
c.
Lemari zat kimia
d.
Lemari bahan segar
e.
Lemari buku
f.
Kotak p3k
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png)
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png)
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.png)
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.png)
![](file:///C:\Users\ANNANE~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
4. Buatlah rubrik penilaian
untuk jurnal dan laporan praktikum!
KRITERIA
|
KURANG (1)
|
CUKUP (2)
|
BAIK(3)
|
SANGAT BAIK(4)
|
Pengertian perubahan fisika dan kimia
|
Siswa tidak dapat menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia.
|
Siswa dapat menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia tetapi tidak lengkap.
|
Siswa menjawab dengan lengkap sesuai dengan yang ada dibuku.
|
Siswa menjawab pengertian perubahan fisika dan kimia dengan tepat dan menggunakan bahasanya sendiri.
|
Penggunaan bahasa dan kejelasan makna
|
Siswa kurang dapat menggunakan bahasa yang baik.
|
Siswa menggunakan bahasa yang baik tetapi makna yang disampaikan kurang jelas.
|
Bahasa yang digunakan baik dan makna yang disampaikan jelas tetapi kurang lengkap.
|
Bahasa yang digunakan baik, maknanya jelas dan lengkap.
|
Ciri - ciri perubahan fisika dan kimia
|
Siswa hanya menjawab satu ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
|
Siswa menjawab dua ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
|
Siswa menjawab lebih dari dua ciri-ciri perubahan fisika dan kimia.
|
Siswa menjawab ciri-ciri perubahan fisika dan kimia dengan disertai contoh
|
Pemahaman siswa terhadap materi (perubahan fisika dan perubahan kimia)
|
Pemahaman siswa terhadap materi dalam tingkatan mengingat yang ada dibuku.
|
Pemahaman siswa cukup baik terhadap materi dengan siswa memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
|
Pemahaman materi baik dan siswa mampu membedakan perubahan fisika dan kimia dilihat dari beberapa aspek.
|
Pemahaman materi sangat baik dan siswa mampu menganalisis masalah yang berhubungan dengan perubahan fisika dan kimia.
|
Keterampilan praktikum
|
Siswa mengetahui nama alat tetapi tidak dapat menggunakan alat praktikum.
|
Siswa mengetahui dan dapat menggunakan alat praktikum tetapi kurang tepat.
|
Siswa dapat menggunakan alat praktikum dengan baik dan tepat, tetapi tidak mengembalikan ketempat semula setelah praktikum.
|
Siswa dapat menggunakan dengan tepat dan dapat mengembalikan ketempat semula dengan kondisi yang baik setelah praktikum.
|
Analisa hasil praktikum
|
Siswa tidak dapat menganalisa data hasil praktikum.
|
Siswa dapat menganalisa hasil praktikum tetapi kurang tepat.
|
Siswa tepat menganalisa data hasil praktikum dan mangkaitkan dengan teori tetapi kurang lengkap.
|
Siswa tepat menganalisa hasil praktikum dengan mengkaitkan dengan teori yang lengkap.
|
Bukti hasil praktikum dievaluasi secara efektif
|
Bukti hasil praktikum tidak dievaluasi.
|
. Tidak semua hasil praktikum dievaluasi secara efektif.
|
Sebagian hasil praktikum dievaluasi secara efektif.
|
Setiap hasil praktikum selalu dievaluasi secara efektif.
|
Kesimpulan
|
Kesimpulan yang diambil kurang relevan terhadap hasil praktikum dan tidak mengarah pada tujuan praktikum.
|
Kesimpulan yang diambil sesuai hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum.
|
Kesimpulan sesuai dan mengarah pada tujuan praktikum tetapi bahasa yang digunakan terlalu panjang.
|
Kesimpulan sesuai dan mengarah pada tujuan praktikum serta bahasa yang digunakan singkat, padat dan jelas.
|
Keefektifan kelompok dalam diskusi kelas
|
Hanya satu orang yang aktif dalam suatu kelompok yang lain pasif
|
Beberapa orang yang aktif dalam suatu kelompok yang lain pasif.
|
Semua anggota aktif dalam diskusi tetapi kuarang memberikan argument yang tepat.
|
Semua aktif dan memberikan argument yang tepat serta dapat menyimpulkan hasil diskusi.
|
Rubrik laporan percobaan
No
|
Aspek
|
Skor
|
Keterangan
|
1
|
Judul percobaan
|
0
1
2
|
Judul percobaan tidak ditulis.
Judul percobaan ditulis tetapi tidak tepat/sesuai dengan tema praktikum.
Judul percobaan ditulis dan tepat.
|
2
|
Tujuan percobaan
|
2
2
|
Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.
Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD (audience, behaviour, condition, and degree)
|
3
|
Rumusan masalah
|
0
2
5
|
Rumusan masalah tidak ditulis.
Rumusan masalah ditulis tetapi tidak mengarah pada hubungan variabel manipulasi dan respon.
Rumusan masalah ditulis dan mengarah pada hubungan variabel manipulasi dan respon.
|
4
|
Dasar teori
|
5
10
15
|
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan meteri praktikum asam-basa.
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan meteri praktikum.
Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan meteri praktikum.
|
5
|
Alat dan bahan
|
2
5
|
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan jumlah.
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan jumlah dan ukuran.
|
6
|
Prosedur kerja
|
1
2
5
10
|
Ditulis seperti petunjuk pada praktikum (menggunakan kata perintah).
Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata perintah).
Ditulis lengkap tanpa alur kerja.
Ditulis lengkap beserta alur kerja.
|
7
|
Data pengamatan
|
5
7
|
Data yang ditulis hanya kondisi sesudah perlakuan (setelah diberi indikator alami).
Data yang ditulis mencakup kondisi sebelum dan sesudah perlakuan.
|
8
|
Diskusi dan pembahasan
|
10
20
25
|
Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan dasar teori.
Mengubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori namun tidak lengkap.
Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori dan dilengkapi dengan bagan serta paragraf yang mengarah pada simpulan.
|
9
|
Simpulan
|
5
10
|
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum.
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah pada tujuan praktikum.
|
10
|
Daftar pustaka
|
2
3
5
|
Tidak semua sumber pustaka ditulis.
Semua sumber pustaka ditulis namun ada satu atau lebih sumber pustaka yang tata tulisannya kurang benar.
Semua sumber pustaka ditulis dan susunannya benar.
|
11
|
Jawaban petanyaan
|
5
|
Semua pertanyaan yang ada dijawab dengan benar.
|
12
|
Laporan sementara
|
0
5
|
Laporan sementara tidak dilampirkan.
Laporan sementara dilampirkan.
|
13
|
lampiran
|
0
3
|
Lampiran foto praktikum (sebelum dan sesudah praktikum) tidak dilampirkan.
Lampiran foto praktikum dilampirkan.
|
14
|
Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
|
0
1
3
5
|
Laporan menyerahkannya lebih dari satu minggu terlambat
Sampai satu minggu terlambat
Sampai dengan dua hari terlambat
Menyerahkan laopran tepat waktu
|
5.
Mengapa
pentingnya manajemen lab dalam kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci :
produktif, inovatif dan kreatif)
Jawab :
Kurikulum 2013
adalah kurikulum yang menggunakan sistem pembelajaran tematik yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dengan lebih
mengutamakan Sikap, kemampuan / keterampilan dan pengetahuan,serta berbagai
konsep dasar yang berkaitan.Dimana Tema memberikan makna kepada
konsep dasar tersebut sehingga peserta didik mempelajari konsep dasar yang
lebih terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan
makna nyata kepada peserta didik.
Manajemen
laboratorium penting didalam kurikulum karena pada hakekatnya kurikulum
menekankan metode imiah. Dimana metode ilmiah memiliki tahapan-tahapan ilmiah
yaitu mengamati, menalar,mengelompokkan, mencatat, menghitung, menganalisis,
membanding-bandingkan, mengukur, melakukan, menarik kesimpulan dan
mendiskusikan dan memecahkan masalah-masalah yang bias diselesaikan.
6. Jelaskan perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang SD dan SMP??
Jawab:
Perbedaan yang paling mendasar pada lab SD dan SMP adalah pada ruangannya. Dimana ruangan lab pada sd itu lebih kecil daripada smp. dan tata letak yang lebih sederhana dibandingkan smp. pada lab sd itu meja praktikan semuanya mengarah pada pada demonstran atau meja untuk praktikan dibuat mengelilingi demonstran. Karena siswa sd saat melakukan praktikum belum diharapkan melakukan percobaan praktikum secara langsung. Karena siswa dikhawatirkan belum bisa atau belum mengenal bahan-bahan yang berbahaya. siswa disini hanya memperhatikan demonstran melakukan percobaan. Jika siswa melakukan praktikum maka alat-alat dan bahan yang digunakan adalah model tiruan yang mirip pada alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
pada smp tata letak ruangan yang hampir sama dengan sma. pada saat melakukan praktikum siswa smp diharapkan pertama adalah memperhatikan demonstran melakukan demonstrasi. Setelah itu praktikan bisa melakukan praktikum secara langsung dengan bahan dan alat-alat yang asli tetapi bahan yang tidak berbahaya dan tetap harus diperhatikan oleh guru yang bersangkutan.
6. Jelaskan perbedaan mendasar pada laboratorium jenjang SD dan SMP??
Jawab:
Perbedaan yang paling mendasar pada lab SD dan SMP adalah pada ruangannya. Dimana ruangan lab pada sd itu lebih kecil daripada smp. dan tata letak yang lebih sederhana dibandingkan smp. pada lab sd itu meja praktikan semuanya mengarah pada pada demonstran atau meja untuk praktikan dibuat mengelilingi demonstran. Karena siswa sd saat melakukan praktikum belum diharapkan melakukan percobaan praktikum secara langsung. Karena siswa dikhawatirkan belum bisa atau belum mengenal bahan-bahan yang berbahaya. siswa disini hanya memperhatikan demonstran melakukan percobaan. Jika siswa melakukan praktikum maka alat-alat dan bahan yang digunakan adalah model tiruan yang mirip pada alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
pada smp tata letak ruangan yang hampir sama dengan sma. pada saat melakukan praktikum siswa smp diharapkan pertama adalah memperhatikan demonstran melakukan demonstrasi. Setelah itu praktikan bisa melakukan praktikum secara langsung dengan bahan dan alat-alat yang asli tetapi bahan yang tidak berbahaya dan tetap harus diperhatikan oleh guru yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar