Selasa, 18 Maret 2014

Desain laboratorium untuk penelitian



Didalam laboratorium terdapat :
  1. Ruang praktikum
  • Papan tulis
  • Meja instruktur
  • meja praktikan 
  • bak cuci/ wastafel
  • jendela/ pentilasi
  • ac
  • tempat sampah
     2.  Ruang persiapan

  • meja dorong
  • timbangan 
  • oven
  • pemanas air
     3.  Ruang penyimpanan

  • lemari zat
  • lemari alat2 praktikum

Senin, 10 Maret 2014

kondisi laboratorium kampus

Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.

Cara Penyimpanan Bahan Kimia
  • Secara Alfabetis 
  • Berdasarkan Golongan (klasifikasi) 
  • Berdasarkan Kelompok (sifat)
Pedoman Umum Penyimpanan 
  1.      Setelah digunakan dikembalikan di tempat semula
  2.      Dikontrol periodik
  3.      Pertimbangan menyimpan berdasarkan jangkauan untuk menghindari kecelakaan 
  4.      Botol besar disebelah bawah, kecil di atas
  5.      Lemari ditempat khusus
  6.      Disimpan pada tempat yang sesuai dan terpisah (padat, cair, gas, mudah terbakar, higroskopis, mudah menguap)
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
  1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
  2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
  3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
  4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
  5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
  6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh pengguna laboratorium selama penggunaan laboratorium dan untuk tetap menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut :
  • Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk praktikum tersebut.
  • Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. 
  • Jangan  menutup  saluran  wastafel/sink  dengan  sisa bahan praktikum/kotoran. 
  • Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
  • Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum
  • Jangan membuang sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
  • Tempatkan   bahan-bahan   kimia   sisa   pada   tabung khusus sesuai dengan label yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
  • Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai label yang telah diberikan.
  • Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa sangat penting menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum sampai dengan praktikum selesai. Terutama dalam penggunaan zat, setelah digunakan harap diletakkan kembali ke tempatnya. Akan tetapi dari foto berikut ini dapat kita lihat bahwa zat-zat yang telah digunakan dibiarkan begitu saja di meja laboratorium dan tidak diletakkan kembali ke tempat yang seharusnya. Adapun zat-zat yang telah digunakan dan tidak disimpan kembali pada tempatnya dapat membahayakan praktikan serta dapat mengganggu aktifitas praktikan seperti tersenggol hingga terjatuh yang mengakibat praktikan terkena dengan zat yang mungkin saja berbahaya. Ataupun zat tersebut dapat mencemari udara karena dapat terhirup oleh praktikan yang lainnya. Hal tersebut akan memperbesar resiko kecelakaan saat praktikum yang dapat membahayakan praktikan yang lainnya. Untuk itu, demi keselamatan dan memperkecil resiko saat praktikum ataupun setelah praktikum, alangkah baiknya jika setelah menggunakan zat dapat dikembalikan atau disimpan ke tempatnya semula yang telah disusun sesuai dengan cara penyimpanan zat.


Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
            Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
       Alat dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.
Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.
Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari alat-alat tertentu, seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam kondisi tercelup pada larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades. Bila dibiarkan kering elektroda gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.







Dapat kita lihat pada susunan rak di atas, di mana tata letak ataupun susunannya tidak teratur, seharusnya bagian corong di gabungkan dengan bagian corong, bagian elemeyer di gabungkan dengan elemeyer begitu pun dengan yang lain, dan tata letaknya harus seimbang supaya jika waktu mendorong zat, zatnya ataupun alatnya tidak berantakan dan jatuh, intinya tata letak alat-alat atau pun zat pada meja dorong tersebut harus dirapikan berdasarkan bentuk, dan ukurannya.



Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif  44lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.

Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.