Laboratorium kimia
merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang
pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu
dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan
tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di
laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila
sedang bekerja di dalamnya.
Cara Penyimpanan Bahan Kimia
- Secara Alfabetis
- Berdasarkan Golongan (klasifikasi)
- Berdasarkan Kelompok (sifat)
Pedoman Umum Penyimpanan
- Setelah digunakan
dikembalikan di tempat semula
- Dikontrol periodik
- Pertimbangan menyimpan
berdasarkan jangkauan untuk menghindari kecelakaan
- Botol besar disebelah
bawah, kecil di atas
- Lemari ditempat khusus
- Disimpan pada tempat
yang sesuai dan terpisah (padat, cair, gas, mudah terbakar, higroskopis,
mudah menguap)
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA
dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat
laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan
penyimpanan, seperti :
- Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya
disimpan dalam botol plastik.
- Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik
sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
- Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari
tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari
secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
- Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya
disimpan terpisah dari bahan lainnya.
- Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk
yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan
bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan
praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil,
jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya
bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak
atau tidak murni lagi.
- Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol
karakteristik masing-masing bahan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh
pengguna laboratorium selama penggunaan laboratorium dan untuk tetap menjaga
kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut :
- Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat
kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang
yang tidak diperlukan untuk praktikum tersebut.
- Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap
bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir
praktikum.
- Jangan menutup saluran
wastafel/sink dengan sisa bahan praktikum/kotoran.
- Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan
keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
- Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum
memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya),
laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk
praktikum
- Jangan membuang sisa zat kimia ke dalam wastafel
atau tempat sampah.
- Tempatkan bahan-bahan
kimia sisa pada tabung khusus sesuai
dengan label yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat
kimia sembarangan.
- Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti
pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam
(shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai label
yang telah diberikan.
- Membersihkan ruang kerja dan beberapa
fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari
penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan
fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan
relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk
menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui
bahwa sangat penting menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum sampai
dengan praktikum selesai. Terutama dalam penggunaan zat, setelah digunakan
harap diletakkan kembali ke tempatnya. Akan tetapi dari foto berikut ini dapat
kita lihat bahwa zat-zat yang telah digunakan dibiarkan begitu saja di meja
laboratorium dan tidak diletakkan kembali ke tempat yang seharusnya. Adapun
zat-zat yang telah digunakan dan tidak disimpan kembali pada tempatnya dapat
membahayakan praktikan serta dapat mengganggu aktifitas praktikan seperti
tersenggol hingga terjatuh yang mengakibat praktikan terkena dengan zat yang
mungkin saja berbahaya. Ataupun zat tersebut dapat mencemari udara karena dapat
terhirup oleh praktikan yang lainnya. Hal tersebut akan memperbesar resiko
kecelakaan saat praktikum yang dapat membahayakan praktikan yang lainnya. Untuk
itu, demi keselamatan dan memperkecil resiko saat praktikum ataupun setelah
praktikum, alangkah baiknya jika setelah menggunakan zat dapat dikembalikan
atau disimpan ke tempatnya semula yang telah disusun sesuai dengan cara
penyimpanan zat.
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan
beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata,
mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan
dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium
yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Penataan
dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan oleh
fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai
ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat
dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat
tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
Alat dan
bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan
dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.
Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola
penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya
disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan
untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.
Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari
alat-alat tertentu, seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam
kondisi tercelup pada larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades.
Bila dibiarkan kering elektroda
gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.
Dapat kita lihat pada susunan rak di atas, di
mana tata letak ataupun susunannya tidak teratur, seharusnya bagian corong di
gabungkan dengan bagian corong, bagian elemeyer di gabungkan dengan elemeyer
begitu pun dengan yang lain, dan tata letaknya harus seimbang supaya jika waktu
mendorong zat, zatnya ataupun alatnya tidak berantakan dan jatuh, intinya tata
letak alat-alat atau pun zat pada meja dorong tersebut harus dirapikan
berdasarkan bentuk, dan ukurannya.
Air
merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA. Pasokan air ke dalam
laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga
harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat
terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam
laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium.
Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan
korosif 44lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat
pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak
cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat
dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus
dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang
berupa bahan padat.Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan
pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif
lainnya.